Copyrights @ Journal 2014 - Designed By Templateism - SEO Plugin by MyBloggerLab

Sabtu, 30 Juli 2016

,

Game Asal Madura Harumkan Nama Indonesia

Froggy & The Pesticide
Jauh-jauh terbang dari Madura ke Seattle, Amerika Serikat, perjuangan None Developers sukses mempersembahkan juara kedua untuk Indonesia, di kompetisi Imagine Cup 2016 tingkat dunia.

M.A Kholiq, Anwar Fuadi, Astu Masrundi dan Achmad Dany Romadhon, memikat juri kompetisi bergengsi ini di kategori Games, dengan memboyong karya mereka, Froggy and the Pesticide.

"Microsoft percaya atas kekuatan yang dapat menghubungkan anak-anak muda dengan teknologi. Kami ingin membantu mereka untuk dapat terus bermimpi, membangun kreativitas dan merealisasikan ide menjadi kenyataan," kata Steven Guggenherimer, Corporate Vice President, Developer Experience & Evangelism and Chief Evangelist Microsoft.

Disebutkannya, program Microsoft Imagine Cup membuka kesempatan bagi para pelajar mendapatkan akses serta pengalaman unik dari tools development dan cloud kelas dunia secara gratis, sehingga anak-anak muda dapat mulai membangun masa depan mereka dari sekarang.

"Di Microsoft, kami percaya teknologi dapat memainkan peranan besar dalam proses belajar mengajar, menciptakan dampak langsung serta jangka panjang bagi para pelajar," tambah Anthony Salcito, Vice President, Worldwide Education, Microsoft.

Ajang final Imagine Cup 2016 tingkat dunia diakhiri dengan tiga hari penuh petualangan dan kegembiraan bagi 35 tim pelajar dari berbagai negara yang bersaing mendapatkan hadiah senilai lebih dari USD 200 ribu, sesi mentoring dengan CEO Microsoft Satya Nadella dan gelar juara Imagine Cup.

Juri tahun ini berasal dari sejumlah kalangan profesional, termasuk pemeran utama Star Wars: The Force Awakens John Boyage, salah satu anggota Tim Eyenaemia yang menjadi juara Imagine Cup 2014 Dr. Jennifer Tang dan Software Engineer berpengalaman sekaligus pengembang kurikulum ilmu komputer di Microsoft Kasey Champion.


Game Edukasi Lingkungan 

Froggy and the Pesticide merupakan sebuah game yang didesain untuk menanamkan kesadaran lingkungan. Melalui game tersebut, keempat anak muda Indonesia asal Madura ini hendak menyarankan penggunaan biopestisida dan memberikan informasi tentang bahaya pestisida. 

Di game ini, karakter Froggy digambarkan sebagai spesies yang bukan merupakan target penggunaan pestisida. Namun anehnya, pestisida tetap menyemprotkan cairan beracunnya ke arah Froggy.

Froggy berusaha keras untuk mengganti pestisida dengan biopestisida karena pestisida sendiri adalah semprotan beracun yang membuat spesies lain menjadi keracunan.

Game ini mengharuskan pemain mengganti pestisida dengan biopestisida. Untuk mencapai tujuan itu, Froggy harus mencapai lokasi pestisida berada dan mengumpulkan biopestisida untuk menyelesaikan game.

Cara memainkannya, yakni dengan melakukan swipe ke arah kayu untuk menempel pada kayu, tap untuk melepaskan, tap dua kali untuk melompat ke atas, dan swipe ke arah tanah untuk memantul.

Meski kelihatannya mudah, gamer harus berhati-hati agar tidak sampai terkena cairan beracun yang disemprotkan pestisida. Sambil menghindar, perlu kelihaian untuk mengambil biopestisida. 


Madura, Jagonya Developer Game 

Tak hanya mengharumkan nama Madura dan Indonesia, kemenangan None Developers sekaligus menandai dominasi developer asal Madura, terutama Universitas Trunojoyo di kompetisi Imagine Cup untuk kategori Games selama tiga tahun.

Di Imagine Cup 2013, Solite Studio dengan game Save the Hamster keluar sebagai pemenang. Tim yang digawangi Asadullohil Ghalib Kubat ini bahkan menjadi runner up di tingkat dunia, mewakili Indonesia di Imagine Cup 2013 yang digelar di Rusia. Ghalib kini bahkan menjadi mentor None Developers dalam perjalanan mereka di ajang Imagine Cup 2016. 

Tahun lalu, kembali Universitas Trunojoyo mengirimkan jagoannya. Tak sia-sia, Urban Studio dengan game Help Me Up memenangkan kategori Games di Imagine Cup 2015 tingkat nasional. 

Atas prestasi yang ditorehkan, None Developers sukses membawa pulang hadiah sebesar USD 10 ribu. Perjalanan None Developers dan tim lain yang masuk ke babak Imagine Cup World Finals telah dimulai sejak Agustus 2015, ketika mereka membentuk tim di sekolah atau universitas masing-masing untuk berkompetisi di tingkat lokal dan agar bisa masuk kualifikasi tingkat dunia.

dikutip langsung dari detik inet

Rabu, 13 Juli 2016

,

Cerita Cinta dan Misteri di kota Pelajar

Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh
Salam sejahtera kami ucapkan kepada pemeluk agama yang lain. Pertama tama marilah kita panjatkan puja dan puji syukur atas rahmat Allah SWT yang mana kita masih diberikan kesempatan untuk bertemu didunia online ini. Kali ini saya akan bercerita tentang kisah saya 13 tahun yang lalu
kisah ini ada macem2 pokoknya
ada cinta , sakit hati , misteri dan sumpah seseorang dari masa lalu. INSYAALLAH kisah ini akan saya tuliskan 100% asli seperti kenyataan yang pernah saya alamin tanpa mengurangi isi cerita. Namun ada beberapa karakter nama yang mungkin akan saya samarkan untuk menjaga privasi dari tokoh asli tsb
buat teman2 yang percaya bahwa cerita ini adalah real , saya ucapkan terima kasih. Buat yang merasa bhw cerita ini fiktiv alias karangan juga saya ucapkan terima kasih biar tidak bingung, anggap aja bhw cerita ini adalah cerita karangan. Buat teman2 tidak perlu mencari tahu siapa saya sebenernya , karena hal itu tidak penting dan kurang berarti. Karena cerita ini kejadian nya sudah sangat lama sekali. Jika saya sedang tidak ada kerjaan , maka saya akan selalu update cerita ini sampai nanti selesai
mohon kesabaran nya buat para pembaca yang ingin mengetahui akhir dari cerita ini selama saya hidup, maka cerita ini akan saya tulis sampai selesai


"selamat membaca"

Selengkapnya baca disini